6 penawar hati yang di ajarkan rosullah saw

6 Penawar sakit hati terbaik yang diajarkan Rasulullah. Hampir setiap orang tentu pernah mengalami sakit hati dalam hidupnya. Baik dalam keluarga, bersahabat, mahupun bermasyarakat.
Sebagaimana sifat sedih dan gembira, rasa ini adalah suatu kewajaran dalam hidup manusia. Apatah lagi, manusia adalah mahluk yang bersosial, yang dalam setiap interaksinya tidak lepas dari kekhilafan.

1. Muhasabah Diri

Sebelum kita menyalahkan orang lain, seharusnyalah kita melihat diri kita sendiri. Mungkin kita sakit hati oleh kata-kata saudara kita, padahal dia tak bermaksud menyakiti.
Cuba bertanya pada diri sendiri, mengapa saudara kita bersikap demikian. Jangan-jangan kita sendiri yang telah membuat kesalahan kepadanya.

2. Menjauhkan Diri dari Sifat Iri Hati Dan Dengki

Sifat ini berasal dari kecintaan terhadap hal-hal yang bersifat material, kehormatan, dan pujian. Manusia tidak akan tenang bila dalam hatinya ada sifat ini. Manusia juga tak akan pernah berasa bersyukur, kerana selalu merasa kurang.
Dia selalu memandang ke atas, dan seolah tidak rela melihat orang lain memiliki kelebihan melebihi dirinya. Maka hapuskanlah terlebih dahulu sikap cintai dunia, sehingga dengki menghilang.

3. Menjauhkan Diri dari Sifat Amarah dan Keras Hati

Bila marah telah timbul dalam hati manusia, kadangkala manusia bertindak tanpa pertimbangan akal.
Jika akal sudah lemah, tinggallah hawa nafsu. Dan syaitan pun leluasa melancarkan serangannya, lalu mempermainkan diri manusia.
Ibnu Qudamah dalam Minhajul Qashidin menyebutkan bahawa Iblis pernah berkata, “Jika manusia keras hati, maka kami akan membaliknya sebagai anak kecil yang membalik bola.”

4. Memupuk Sifat Pemaaf

Tak kira sebesar gunung atau sedalam lautan kesalahan seorang hamba, jika dia bertaubat dengan sungguh-sungguh, maka Allah akan membukakan pintu maaf selebar-lebarnya.
Kita sebagai manusia yang lemah, tidak sepatutnya berlaku sombong, dengan tidak mahu memaafkan kesalahan orang lain, sebelum dia meminta maaf. Insya Allah, dengan begitu, hati akan lebih terasa lapang.

5. Husnuzon (Berprasangka Baik)

Adakalanya seorang muslim berburuk sangka terhadap seorang muslim lainnya sehingga dia memperkecilkan orang lain.
Dia mengatakan macam-macam tentang orang lain, dan mengatakan dirinya lebih baik. Tentu, perkara ini yang tidak benar.
Setiap muslim harus mengawasi diri terhadap titik-titik yang cenderung untuk memancing tuduhan, agar orang lain tidak berburuk sangka kepadanya.

6. Ikhlaskan Diri

Ikhlas adalah kata yang ringan untuk diucapkan, tetapi cukup berat untuk dilakukan. Orang yang ikhlas dapat meniatkan segala tindakannya kepada Allah.
Dia tidak memiliki jiwa yang bersifat duniawi. Apabila Allah mengujinya dengan kenikmatan, maka dia bersyukur. Bila Allah mengujinya dengan kesusahannya pun, dia bersabar. Dia selalu percaya bahawa Allah akan sentiasa memberikan yang terbaik kepada hambaNya.
Orang yang ikhlas akan lebih mudah menangani hatinyanya untuk selalu menyerahkan segalanya hanya kepada Allah. Hanya kepadaNyalah dia mengantungkan harapan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Doa sebelum dan sesudah makan

Artikel bahasa sunda bow

Hutbah jum'at tentang kematian